Blue bubbles dress: gift from my mom's friend; Auntie Hilda, from UK
Gold-ring necklace: Forever 21
Gold charm-bracelet: Christian Dior
Di sini gw akan memberikan tips-tips pribadi saat gw berbelanja sebagai penggemar fashion yang smart. Gimana caranya agar kamu bisa memiliki barang bermerek, tanpa harus over-limit sampai dikejar-kejar hutang seperti Rebecca Bloomwood. Gimana caranya agar pengeluaran kamu tetap teratur dan masih bisa menabung setiap bulan. Gimana caranya agar kamu bisa mendapatkan barang yang kelihatan berharga ratusan ribu, padahal sebenarnya kamu hanya mengeluarkan puluhan ribu saja untuk membeli barang tersebut. Harapan gw, tips-tips dari pengalaman gw sendiri ini bisa membuktikan bahwa sebagai penggemar fashion, kita juga ternyata bisa bijak dalam berbelanja.
Here we go:
- Belanja barang branded hanya kalau lagi musim sale.
- Cek dulu harga asli barang inceran kamu saat belum musimnya sale, supaya kamu yakin bahwa potongan harga yang diberikan saat even sale itu benar adanya; bukan karena harganya dinaikin dulu, terus baru di-diskon. Itu sih pembohongan publik namanya! Beberapa butik melakukan trik licik seperti ini. Makanya, cek dulu harga sebelum sale sehingga kamu betul-betul yakin mendapatkan harga diskon saat belanja di musim sale.
- Selama kamu nggak tinggal di Milan, Paris atau di beberapa negara lain yang anti barang bermerek bajakan, nggak ada salahnya kalau kamu membeli replika barang berkualitas bagus. Misalnya, tas Balenciaga KW 1. Tapi, jangan bawa tas branded KW 1 milikmu itu saat kamu jalan-jalan ke Paris. Soalnya kalau kamu masuk ke butik-butik asli di sana dan penjaga tokonya melihat kamu membawa replika tas Balenciaga, mereka berhak meminta tas KW milikmu itu untuk dibakar di depan matamu sendiri! Soalnya, di negara seperti itu memang ada aturan bagi penjaga toko untuk berhak membakar barang replika. So, be careful if you take a trip to there with your KW’s stuffs. Tapi, selama untuk dipake di sini dan di Asia aja sih, masih amaaan dan tetep bisa gaya! Hehehe...
- Eksplorasi ke tempat-tempat yang terkesan “kumuh”. Misalnya: terminal Blok M, kawasan Tanah Abang, pasar Senen, pasar Ular dsb. Kadang-kadang, di luar dugaan, kamu bakal menemukan barang-barang bagus yang terkesan mahal banget....tapi dengan harga sangat murah! Di sini gw berikan contoh hasil perburuan gw dari lapak terminal Blok M. Stunning studded-belt kayak di foto ini, kalau di mal harganya paling murah sekitar Rp 150.000,-. Gw mendapatkan belt keren ini di lapak Blok M hanya seharga Rp 30.000,-!!! Silakan pingsan karena shock! :D Beberapa kali gw juga pernah menemukan baju bagus - kayak bikinan butik desainer – di Ramayana dept. store. Syaratnya, kalau hunting ke tempat-tempat begini, jangan pakai dandanan menyolok. Soalnya, rawan copet dan penodongan!
- Kalau belanja ke tempat yang bisa nawar seperti ITC, tawar harga barangnya sampai sekitar 70%. Rayu dulu pedagangnya supaya jangan marah kalau barangnya ditawar segitu. Pelan-pelan, baru naikkan nilai barangnya setahap demi setahap sampai dapat harga yang kamu rasa udah boleh lah. Kalau tawar-menawarnya alot, akhiri dengan harga yang kamu rasa cukup pantas sebelum berlagak meninggalkan pedagang itu. Biasanya, kalau si pedagang pun merasa OK, dia akan memanggil kamu agar balik lagi. Kalau dia tidak memanggil, artinya harga terakhir yang dia berikan itu sudah standar terendah. Tinggal kamu yang putuskan, mau atau tidak.
- Kalau kamu termasuk doyan belanja di top branded boutiques kayak gw sementara kamu hanya seorang staff karyawan bergaji pas-pasan kayak gw juga, ketatkan dirimu sendiri untuk membeli maksimal 3 barang saja (atau kurang, tergantung kondisi keuanganmu) dan bayar cash. Bulan depannya, kamu bisa mengulangi disiplin yang sama lagi. Tanpa sadar, lama-lama koleksi barang branded-mu bakal nambah. Sisi positif yang lain, kamu juga nggak perlu menumpuk hutang kartu kredit.
- Umumnya, pegawai upahan itu menabung hanya kalau ada sisa dari gaji yang dibelanjakannya. Nah, ubah deh kebiasaan salah begitu! Kalau gw; biasanya begitu terima gaji, sebagian gw sisihkan buat langsung dimasukin ke rekening bank A (khusus tabungan gw, tanpa bikin kartu kredit atau ATM dari situ). Dengan begini, nafsu foya-foya juga bisa di-rem. Gaji sisanya gw pakai buat kebutuhan bulanan, termasuk buat jatah bersenang-senang (shopping, makan di cafe, etc). Syukur-syukur kalau gw lagi ngirit bulan itu, jadi gw bisa punya sisa lagi buat tambahan tabungan. Tapi, biasanya sih memang habis dipakai. Meski begitu, gw toh sudah nabung duluan, jadi nggak usah merasa bersalah kalau memakai jatah yang memang udah sesuai porsinya.
- Harus jeli, terutama kalau kamu belanja pas obralan di butik mahal. Gw tuh sering nemu baju yang harganya nggak terlalu mahal di butik seperti itu, tapi baju tersebut nyelip di antara deretan baju-baju yang harganya mahal (meski udah diskon). Pertimbangkan juga model dan desainnya. Model yang klasik biasanya bersifat long-term used. Jadi, jangan ragu ambil! Tapi, jangan terpincut mengambil baju dengan model yang terlalu aneh menurut kamu meskipun harganya agak murah. Soalnya, kalau akhirnya nggak bisa dipakai, ‘kan menyesal juga!
- Khusus sepatu: kalau kamu naksir model sepatu di butik yang mahal, cari tiruannya di toko sepatu lain yang lebih murah. Bisa juga kamu minta dibuatkan sepatu dengan model dan bahan yang persis ke penyedia jasa bikin sepatu (tentunya dengan harga nego yang jauh lebih murah).
- The last thing is......asah ketrampilan mix-match kamu!! Kamu nggak harus pakai barang dari satu merek saja, dari ujung kepala sampai kaki; misalnya. Cobalah mix barang branded asli dipadu dengan barang hunting dari lapak kakilima, or from your vintage collection. Voila....!! If you have strong sense of being fashionable, the result will be stunning and uniquely cool.
Just try it...., like me!